"Tanpa Dana Desa, Kades Batu Cermin Bangun Kantor Senilai Rp1,1 Miliar dari Uang Pribadi
![]() |
| Foto : Kades Batu Cermin - FB Pemdes Batu Cermin |
"Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negara."
Kutipan ikonik dari Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, ini telah melampaui batas ruang dan waktu. Bukan hanya relevan dalam konteks Amerika pada tahun 1961, tapi juga terasa hidup dan menyentuh hati masyarakat Indonesia saat ini—khususnya di sebuah desa kecil bernama Batu Cermin, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Sosok Marianus Yono Jehanu, Kepala Desa Batu Cermin, menjadi perbincangan hangat setelah tindakannya yang tak biasa viral di berbagai media. Ia membangun kantor desa baru yang megah dengan menggunakan dana pribadi sebesar Rp1,1 miliar. Tindakan ini bukan hanya langka, tetapi juga sarat makna: sebuah contoh nyata kepemimpinan yang tidak hanya menunggu anggaran pemerintah, tetapi hadir dengan solusi nyata untuk kebutuhan masyarakat.
![]() |
| Foto : pembangunan Kantor Desa FB Pemdes Batu Cermin |
Dilansir dari VIVA.co.id pada Selasa, 29 Juli 2025, Yono mengungkapkan bahwa kantor desa lama sudah tidak layak digunakan sejak 2023. Akibatnya, selama dua tahun terakhir, kegiatan pemerintahan desa terpaksa dipindahkan ke gedung Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Hal ini tentu menyulitkan pelayanan kepada masyarakat.
Namun, bukannya menunggu kucuran dana dari pemerintah pusat atau kabupaten, Yono justru mengambil langkah berani. Ia membiayai sendiri pembangunan kantor desa yang baru—sebuah keputusan besar yang berasal dari tanggung jawab moralnya sebagai pemimpin.
“Anggaran pembangunan kantor desa tidak tersedia dalam Dana Desa, jadi saya ambil inisiatif sendiri. Ini bentuk tanggung jawab saya sebagai kepala desa,” jelas Yono.
Sumber dana berasal dari usaha pribadinya sebagai pengusaha hotel. Yono diketahui merupakan pemilik Hotel Theodor, salah satu hotel yang cukup dikenal di kawasan wisata Labuan Bajo. Dengan penghasilan dari usaha tersebut, ia mengalokasikan sebagian besar keuntungannya demi membangun fasilitas yang lebih baik bagi masyarakat.
Gedung baru yang kini tengah dibangun memiliki ukuran 17 x 20 meter, dan desainnya tak main-main. Dengan arsitektur megah menyerupai istana negara dan lima pilar besar di bagian depan, kantor ini akan menjadi simbol kebanggaan warga Batu Cermin. Selain sebagai pusat administrasi, gedung ini juga akan menjadi ruang yang layak bagi warga untuk menyampaikan aspirasi, mengurus dokumen, dan terlibat dalam pembangunan desa.
Saat ini, progres pembangunan telah mencapai 60% dan ditargetkan selesai bulan depan. Tak hanya berfungsi sebagai kantor administratif, bangunan ini juga diharapkan menjadi simbol semangat baru: bahwa desa pun bisa membangun secara mandiri bila dipimpin oleh orang yang memiliki visi dan dedikasi.
Kisah ini menjadi pengingat penting bahwa perubahan bisa dimulai dari bawah. Tak perlu menunggu perintah, tak harus bergantung pada anggaran, apalagi sekadar menyalahkan keadaan. Apa yang dilakukan Yono adalah bentuk pengabdian nyata yang patut menjadi contoh, bukan hanya untuk kepala desa lain, tetapi juga untuk siapa saja yang diberi amanah sebagai pemimpin.
Semoga semakin banyak pemimpin di negeri ini yang tidak hanya menuntut fasilitas dari negara, tapi bertanya dengan jujur kepada diri sendiri: apa yang sudah aku berikan untuk rakyat dan negara ini


Komentar
Posting Komentar