Air Terjun Pangkadari di Manggarai: Pesona Surga Tersembunyi Flores yang Wajib Dikunjungi

Sekilas Tentang Air Terjun Pangkadari

Flores dikenal sebagai pulau dengan bentang alam yang dramatis dan budaya yang kaya. Namun, di balik popularitas destinasi besar seperti Labuan Bajo dan Wae Rebo, masih banyak keindahan tersembunyi. Salah satunya adalah Air Terjun Pangkadari, yang berlokasi di Desa Wae Codi, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Jaraknya sekitar 21 kilometer dari Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai. Meski tidak jauh, perjalanan menuju Pangkadari menawarkan petualangan tersendiri. Keaslian alam dan minimnya sentuhan modern menjadikan tempat ini seperti surga tersembunyi yang belum banyak diketahui wisatawan.

Keindahan Alam Air Terjun Pangkadari

Air Terjun Pangkadari menjulang setinggi kurang lebih 30 meter. Debit airnya stabil sepanjang tahun karena bersumber dari aliran pegunungan. Saat matahari menyinari kolam alami di bawah pancuran, warna air tampak berkilau dengan nuansa toska yang menawan.

Di sekelilingnya, tebing batu besar dilapisi lumut hijau dan pepohonan rimbun. Suasana terasa sejuk dan alami, seolah pengunjung sedang memasuki dunia lain yang jauh dari hiruk pikuk kota. Tidak hanya indah, lingkungan sekitar juga menghadirkan keheningan yang menenangkan, diiringi gemuruh air yang jatuh dan suara burung hutan.

Yang unik, beberapa pengunjung melaporkan fenomena alam menarik: lumut dan ranting yang menempel di tebing tampak mengeras seperti batu. Fenomena ini menambah pesona mistis Pangkadari dan membuatnya berbeda dari air terjun lain di Flores.

Baca Juga :

Perjalanan Menuju Pangkadari

Rute ke Pangkadari dimulai dari Ruteng dengan menempuh perjalanan darat menuju Kampung Raci. Kendaraan roda dua maupun roda empat bisa melaju di jalan beraspal hingga ke kampung ini. Namun, setelah itu pengunjung harus melanjutkan dengan berjalan kaki sejauh sekitar dua kilometer.

Perjalanan trekking ini bukan sekadar jalan kaki biasa. Medannya terdiri dari jalan berbatu, tanjakan kecil, dan jalur setapak yang melintasi sawah serta hutan kecil. Walau cukup melelahkan, pemandangan indah di sepanjang jalan membuat rasa letih berkurang. Dari kejauhan, suara deras air terjun yang semakin terdengar jelas seolah menjadi penyemangat.

Bagi wisatawan yang gemar petualangan, jalur ini justru menjadi daya tarik tambahan. Ia menghadirkan sensasi eksplorasi alam Flores yang masih murni.


Aktivitas yang Bisa Dilakukan

Sesampainya di lokasi, ada berbagai aktivitas yang bisa dilakukan:

Berenang dan Berendam

Kolam alami di bawah air terjun cukup luas dan dalam beberapa titik aman untuk berenang. Airnya dingin, segar, dan jernih sehingga banyak pengunjung yang memilih untuk berendam melepas penat.

Fotografi dan Eksplorasi Alam

Panorama Pangkadari sangat fotogenik. Tebing berlumut, air jatuh deras, serta kolam toska menciptakan latar sempurna untuk fotografi alam. Tidak jarang pengunjung menjadikan Pangkadari sebagai spot foto eksklusif untuk media sosial atau dokumentasi perjalanan.

Relaksasi dan Meditasi

Bagi yang mencari ketenangan, duduk di tepi kolam sambil mendengarkan suara air jatuh bisa menjadi terapi alami. Banyak wisatawan lokal yang menganggap Pangkadari sebagai tempat untuk menenangkan pikiran dan menemukan inspirasi baru.

Potensi Ekowisata dan Budaya Lokal

Air Terjun Pangkadari memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata. Keindahannya bisa menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan yang sudah berkunjung ke Ruteng atau Labuan Bajo. Dengan jarak yang relatif dekat dari Ruteng, Pangkadari dapat dijadikan wisata sehari penuh.

Masyarakat lokal di Desa Wae Codi dan Kampung Raci turut berperan dalam menjaga dan melestarikan kawasan ini. Mereka ramah terhadap wisatawan dan sebagian bersedia menjadi penunjuk jalan. Interaksi sederhana seperti berbincang atau menikmati hidangan lokal bersama warga menjadi pengalaman tambahan yang memperkaya kunjungan.

Dengan pengelolaan yang tepat, Pangkadari bisa menjadi contoh destinasi ekowisata berkelanjutan di Manggarai. Namun, tantangan terbesarnya adalah menjaga keseimbangan antara promosi wisata dan kelestarian alam.

Waktu Terbaik untuk Berkunjung

Waktu ideal mengunjungi Air Terjun Pangkadari adalah antara Mei hingga Oktober, saat musim kemarau. Pada periode ini, debit air tetap deras tetapi jalan menuju lokasi lebih kering sehingga aman untuk trekking. jika datang pada musim hujan, pengunjung harus lebih berhati-hati karena jalur bisa licin. Sebaiknya gunakan alas kaki yang nyaman, bawa pakaian ganti, serta peralatan pendukung seperti jas hujan atau tongkat trekking ringan.

Penginapan dan Fasilitas Terdekat

Di lokasi air terjun, fasilitas wisata belum banyak tersedia. Tidak ada warung permanen, toilet umum, atau area parkir luas. Karena itu, wisatawan disarankan membawa bekal makanan, minuman, serta perlengkapan pribadi secukupnya.

Untuk akomodasi, pilihan terbaik adalah menginap di Kota Ruteng. Kota ini memiliki hotel, losmen, dan guest house dengan harga bervariasi. Dari Ruteng, perjalanan ke Pangkadari bisa dilakukan dalam satu hari penuh. Selain itu, Ruteng juga menawarkan destinasi lain seperti Danau Ranamese, sawah laba-laba Lingko, hingga gereja tua peninggalan kolonial.

Air Terjun Pangkadari, Surga Tersembunyi di Flores

Air Terjun Pangkadari adalah gambaran nyata bagaimana alam menyimpan keajaiban di tempat yang tidak terduga. Dengan keaslian lingkungan, keheningan suasana, dan keramahan masyarakat lokal, Pangkadari menawarkan pengalaman wisata yang lebih personal dan berkesan.

Tidak berlebihan jika menyebut Pangkadari sebagai “surga tersembunyi di Manggarai”. Ia bukan sekadar destinasi foto, tetapi ruang untuk merenung, menyatu dengan alam, dan memahami kearifan lokal masyarakat Flores. Bagi pencinta alam dan penjelajah sejati, Pangkadari adalah destinasi yang wajib masuk dalam daftar perjalanan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Inosentius Samsul: 35 Tahun di DPR Hingga Jadi Hakim Mahkamah Konstitusi

Permata Tersembunyi di Manggarai Barat: Menjelajahi Air Terjun Cunca Polo

Pink Beach NTT Dinobatkan Sebagai Pantai Terindah di Dunia 2025

Pantai Mberenang: Permata Tersembunyi di Jalur Wisata Labuan Bajo – Wae Rebo

Fenomena Bendera One Piece Jelang HUT RI ke-80: Simbol Perlawanan, Kritik Sosial, dan Polemik Nasionalisme