Geliat Ekonomi Masyarakat NTT di Balik Suksesnya Tour de EnTeTe 2025
![]() |
Foto : Biro Adm. Pimpinan Setda NTT |
Kupang, 25 September 2025 – Ajang balap sepeda internasional Tour de EnTeTe 2025 resmi ditutup oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, di Labuan Bajo pada Minggu malam (21/9/2025). Meski perhelatan sudah usai, gaungnya masih terasa hangat di tengah masyarakat.
Sejak pelepasan perdana dari Halaman Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, pada Rabu (10/9/2025), para pembalap menjajal jalur menantang di tiga pulau besar: Timor, Sumba, dan Flores. Selain menjadi tontonan menarik, kegiatan ini menghadirkan manfaat besar bagi masyarakat.
Sport Tourism dan Geliat Ekonomi Daerah
Tour de EnTeTe tidak hanya menjadi ajang adu kecepatan pesepeda dari dalam dan luar negeri. Lebih dari itu, event ini merupakan strategi sport tourism yang dikemas Pemerintah Provinsi NTT untuk mempromosikan pariwisata dan menggerakkan ekonomi lokal.
Di sepanjang etape, denyut ekonomi terlihat jelas. Hotel dan penginapan penuh, restoran kebanjiran pesanan, transportasi darat–laut–udara meningkat, hingga UMKM lokal meraup keuntungan dari penjualan kopi, kain tenun, dan kerajinan khas NTT.
Sejumlah pemuda juga ikut terlibat sebagai liaison officer (LO), marshal, maupun panitia lokal. Industri kreatif, percetakan, dan event organizer daerah pun kebagian pekerjaan.
Baca Juga :
Cerita dari Peserta Lokal
Cessy, pemuda asal Kupang yang bertugas sebagai LO, mengaku bangga mendapat kesempatan terlibat.
"Pastinya saya dapat pengalaman baru, skill baru bagaimana menghandle event internasional. Sebagai anak muda NTT, saya bangga bisa terlibat di event besar seperti ini," ujarnya.
Ia juga menyoroti meningkatnya okupansi hotel selama penyelenggaraan event. Bahkan, di beberapa daerah seperti Bajawa dan Tambolaka, kamar hotel sempat penuh hingga menyulitkan panitia mencari tambahan akomodasi.
Hal senada disampaikan Roland Dimu, marshal asal Waikabubak, Sumba Barat. Menurutnya, selain pengalaman berharga, kegiatan ini menjadi ajang promosi pariwisata gratis bagi Pulau Sumba.
"Banyak pembalap luar negeri bisa lihat langsung keindahan alam daerah kami. Itu kebanggaan tersendiri," katanya.
UMKM dan Industri Kreatif Ikut Terangkat
Dampak positif juga dirasakan pelaku UMKM. Wilfrida, perajin tenun asal Ende, mendapat kesempatan membuka stand produk lokal. Ia mengaku senang karena souvenir dan kain tenun banyak dibeli tamu dan atlet.
"Ini kesempatan besar untuk kami memperkenalkan produk ke dunia luar," jelasnya.
Dimensi Kemanusiaan
Tour de EnTeTe 2025 juga menyisipkan nilai kemanusiaan. Pada etape ketujuh di Ende, Kamis (18/9/2025), hadiah para pembalap didonasikan untuk korban bencana alam di Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.
Pembalap asal Australia, Matejj Drinovec, dan pembalap Indonesia, Deska Raya Adya, menyatakan rasa bangga bisa berbagi dengan masyarakat yang terdampak.
Dukungan Dana dan Multiplier Effect
Dari sisi pendanaan, event ini ditopang APBD Perubahan NTT sebesar Rp5 miliar, ditambah dukungan CSR Bank NTT Rp5 miliar, serta sponsor swasta dan Bank HIMBARA Rp3 miliar. Total dana mencapai Rp13 miliar, belum termasuk anggaran rutin perbaikan infrastruktur jalan.
Dengan multiplier effect sebesar 1,8 kali, perputaran ekonomi yang tercipta diperkirakan menembus Rp23,4 miliar. Dana ini langsung mengalir ke konsumsi lokal, transportasi, jasa penginapan, hingga perdagangan kecil.
Promosi Besar-Besaran untuk NTT
Selain ekonomi, event ini menjadi promosi global untuk pariwisata NTT. Panorama tiga pulau besar terekam kamera internasional, sementara kopi, kuliner, dan kain tenun khas ikut terangkat pamornya.
Dengan pertumbuhan ekonomi NTT yang sudah mencapai 5,44% (year-on-year) pada triwulan II, kehadiran Tour de EnTeTe diyakini memberi dorongan signifikan pada triwulan III 2025.
Harapan Jadi Agenda Tahunan
Antusiasme masyarakat NTT begitu besar terhadap event ini. Banyak yang berharap agar Tour de EnTeTe dijadikan agenda rutin tahunan dengan melibatkan lebih banyak pembalap internasional di masa mendatang.
Komentar
Posting Komentar