Desa Pemuteran Bali Masuk 52 Desa Wisata Terbaik Dunia 2025


Desa Pemuteran Bali Masuk Daftar 52 Desa Wisata Terbaik Dunia 2025 Versi PBB


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja mengumumkan daftar 52 Desa Wisata Terbaik Dunia Tahun 2025, dan kabar membanggakan datang dari Indonesia. Desa Pemuteran, yang terletak di Kabupaten Buleleng, Bali, berhasil masuk dalam daftar bergengsi tersebut. Pengakuan ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Bali, tetapi juga menegaskan bahwa potensi wisata desa di Indonesia mampu bersaing di panggung internasional.


Pengumuman resmi ini dilansir oleh Cretivox dan dikutip dari CNN Indonesia, yang menyebut bahwa Desa Pemuteran dinilai sukses menjaga warisan budaya lokal sekaligus melestarikan sumber daya alam secara berkelanjutan. Pemuteran berhasil menyisihkan ratusan desa lain dari berbagai negara, membuktikan bahwa pariwisata berbasis masyarakat di Indonesia memang memiliki daya saing global.

Dari Bali Utara untuk Dunia


Desa Pemuteran terletak di pesisir barat laut Bali, sekitar 55 kilometer dari Lovina dan tidak jauh dari Taman Nasional Bali Barat. Kawasan ini terkenal sebagai desa wisata bahari yang memiliki pantai indah, air laut yang jernih, dan kehidupan bawah laut yang menakjubkan.


Selain itu, Pemuteran juga dikenal dengan proyek konservasi terumbu karang Biorock, yang menjadi salah satu proyek restorasi karang terbesar di dunia. Melalui inisiatif masyarakat lokal, wisatawan yang datang tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga belajar tentang pentingnya pelestarian lingkungan laut.


Tidak heran bila Desa Pemuteran kerap menjadi destinasi unggulan bagi wisatawan yang mencari pengalaman wisata berkelanjutan dan edukatif. Kombinasi antara pesona alam, budaya lokal, dan kepedulian terhadap ekosistem menjadikan Pemuteran sebagai contoh nyata bahwa pariwisata bisa selaras dengan kelestarian alam.

Baca Juga:

Menyusuri Desa Tenganan Pegringsingan: Jejak Bali Aga dan Pesona Wisata Budaya di Karangasem


Pariwisata Indonesia 2025: Dari Pergerakan Wisatawan ke Kekuatan Ekonomi Nasional


52 Desa Terbaik Dunia Versi PBB

Dalam daftar yang dirilis PBB melalui platform pariwisata berkelanjutan, 52 desa dari 65 negara berhasil masuk nominasi. Desa-desa tersebut dinilai berdasarkan kemampuan mereka dalam menjaga nilai budaya, memberdayakan masyarakat, serta mengembangkan ekonomi lokal melalui pariwisata berkelanjutan.


Beberapa desa yang turut masuk daftar tersebut di antaranya:

Carlos Pellegrini (Argentina), Maimará (Argentina), Khinalig (Azerbaijan), Krupa na Vrbasu (Bosnia & Herzegovina), Antônio Prado (Brasil), Digang (China), Donglou (China), Huanggang (China), Jikayi (China), Murillo (Kolombia), Kaštelir Labinci (Kroasia), Pacto (Ekuador), Pont-Croix (Prancis), Flößerstadt Schiltach (Jerman), Marktgemeinde Bad Hindelang (Jerman), Aldea San Cristóbal El Alto (Guatemala), Hosszúhetény (Hungaria), Mórahalom (Hungaria), Kandelous (Iran), Shaifabad (Iran), Soheili (Iran), Neot Semadar (Israel), Arquà Petrarca (Italia), Bellano (Italia), Asuka (Jepang), Koyasan (Jepang), Shodoshima (Jepang), Tonosho (Jepang), North Azraq (Yordania), Plateliai (Lituania), Chamarel (Mauritius), Grand River South East (Mauritius), Loriga (Portugal), Mértola (Portugal), Vila Nogueira de Azeitão (Portugal), Bled (Slovenia), Muju Village (Korea Selatan), Yangsuri (Korea Selatan), Agaete (Spanyol), Ezcaray (Spanyol), Valendas (Swiss), Akyaka (Turki), Antlık (Turki), Barbaros (Turki), Kale Üçağız (Turki), Kolochava (Ukraina), Synevyrska Polyana (Ukraina), Masfout (Uni Emirat Arab), Lô Lô Chải (Vietnam), dan Quynh Son Community-Based Tourism (Vietnam).


Dari sekian banyak desa luar biasa tersebut, Pemuteran, Bali menempati posisi ke-19 dalam daftar dan menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia.

Mengapa Pemuteran Layak Masuk Daftar Dunia


Penilaian dari PBB bukan tanpa alasan. Desa Pemuteran dianggap berhasil memadukan konsep ekowisata dengan kearifan lokal masyarakat Bali. Penduduk setempat aktif menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian alam, terutama lewat gerakan komunitas seperti Yayasan Karang Lestari yang fokus pada perlindungan terumbu karang dan konservasi laut.


Selain itu, masyarakat Pemuteran juga aktif mengembangkan homestay berbasis komunitas, di mana wisatawan bisa tinggal bersama warga lokal dan ikut dalam kegiatan keseharian mereka, seperti membuat sesajen, belajar menari Bali, atau ikut menangkap ikan secara tradisional. Model pariwisata seperti ini tidak hanya memberi pengalaman otentik bagi wisatawan, tetapi juga menambah penghasilan langsung bagi warga.


Keberhasilan Pemuteran menjadi desa wisata unggulan juga tidak lepas dari dukungan pemerintah daerah Bali dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, yang terus mendorong konsep pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Pariwisata Sebagai Alat Kemajuan Pedesaan


Dalam pernyataannya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan bahwa pariwisata dapat menjadi alat ampuh untuk kemajuan dan kesejahteraan di daerah pedesaan. Melalui sektor ini, masyarakat lokal bisa mengembangkan usaha kecil, memperkuat identitas budaya, dan menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus meninggalkan kampung halaman.


Desa Pemuteran menjadi contoh bagaimana wisata bisa mengangkat taraf hidup masyarakat. Dulu, kawasan ini sempat mengalami degradasi lingkungan akibat penangkapan ikan dengan bahan peledak. Namun, lewat kerja keras warga dan program konservasi laut yang dimulai sejak awal tahun 2000-an, kini Pemuteran menjadi salah satu model terbaik rehabilitasi ekosistem laut berbasis masyarakat di dunia.

Pesan dari Pemuteran untuk Dunia


Kisah sukses Pemuteran membawa pesan kuat bahwa kemajuan desa tidak selalu harus mengorbankan alam. Dengan semangat gotong royong, kesadaran lingkungan, dan dukungan dari berbagai pihak, desa kecil di ujung Bali ini mampu tampil di panggung dunia.


Melalui penghargaan dari PBB ini, diharapkan semakin banyak desa di Indonesia yang termotivasi untuk mengembangkan pariwisata yang inklusif, lestari, dan berbasis budaya lokal. Potensi seperti yang dimiliki Pemuteran sebenarnya juga ada di berbagai penjuru Nusantara dari ujung Aceh hingga Papua tinggal bagaimana masyarakat dan pemerintah mampu bekerja sama menjaga dan mengelolanya secara bijak.




Penghargaan bagi Desa Pemuteran Bali bukan sekadar prestasi simbolik. Ini adalah pengakuan nyata terhadap kerja keras masyarakat desa yang selama ini berjuang menjaga keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan ekologi.


Seperti dikutip dari CNN Indonesia, PBB menilai bahwa Desa Pemuteran merupakan contoh konkret dari bagaimana komunitas lokal bisa menjadi motor utama pembangunan pariwisata berkelanjutan. Dengan keindahan alam, tradisi yang kuat, dan kepedulian terhadap lingkungan, Desa Pemuteran layak disebut sebagai permata tersembunyi di utara Bali yang kini bersinar di mata dunia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Inosentius Samsul: 35 Tahun di DPR Hingga Jadi Hakim Mahkamah Konstitusi

PPPK Paruh Waktu Diangkat Menjadi Penuh Waktu: Desakan DPR dan DPD RI ke Pemerintah untuk Segera Bertindak

Cara Cek PKH dan PIP 2025 Lewat HP: Panduan Lengkap, Mudah, dan Resmi

Permata Tersembunyi di Manggarai Barat: Menjelajahi Air Terjun Cunca Polo

Bangga! Uskup Paskalis Bruno Syukur OFM Terpilih Jadi Anggota Penting Dikasteri Hidup Bakti Hingga 2029