Felix Edon Raih Anugerah Kebudayaan Indonesia 2025: Konsistensi dalam Melestarikan Musik Tradisional Manggarai


Felix Edon: Pelestari Musik Tradisional Manggarai dan Inspirasi Generasi Muda


Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2025 menjadi panggung penghargaan bagi pelaku budaya yang konsisten melestarikan tradisi dan inovasi. Tahun ini, Felix Edon, musisi kelahiran Elar, Manggarai Timur, mendapat penghargaan kategori Pelestari atas dedikasinya menjaga musik tradisional Manggarai, termasuk alat musik bambu khas, Cakatinding. Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zondi, menyerahkan piagam dan tanda kehormatan kepada Felix, menegaskan penghargaan ini adalah bentuk pengakuan atas karya dan konsistensi pelestari budaya.


Felix menempuh perjalanan panjang dalam dunia musik dan kebudayaan. Setelah menamatkan Sekolah Pendidikan Guru Tubi Ruteng pada 1979, ia mengajar sekaligus mengembangkan seni musik, tari, dan tradisi lokal. Sejak 1986, ia menekuni musik tradisional Manggarai secara serius, menciptakan puluhan lagu daerah yang merekam kehidupan masyarakat, alam, nilai sosial, dan religiusitas setempat. Puluhan karyanya tetap dinyanyikan hingga kini, menjadi bagian identitas budaya Manggarai.


Salah satu warisan budaya yang setia dirawat Felix adalah Cakatinding, yang dulunya dimainkan para petani di kebun sebagai hiburan sekaligus menjaga tanaman dari gangguan binatang. Sejak 1994, alat musik ini dikembangkan dan dikolaborasikan dengan gendang, gong, seruling, bahkan instrumen modern, tanpa menghilangkan identitas tradisionalnya. Dedikasi ini mendapat pengakuan negara, dengan penetapan Cakatinding sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 9 Desember 2022.


Melalui Sanggar Budaya Wela Rana, yang didirikan pada 2006, Felix membina generasi muda dalam musik, tari, dan tradisi Manggarai. Sanggar ini menjadi pusat pengembangan seni lokal sekaligus wadah agar generasi muda memahami nilai budaya dan estetika tradisional. Konsistensi pembinaan ini mengantarkan sanggar meraih berbagai prestasi di tingkat lokal dan nasional. Saat ini, Felix juga menjabat Ketua Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik (PAPPRI) Manggarai, aktif memajukan musik, tari, dan lagu-lagu daerah agar tetap hidup dan diwariskan.


Dalam salah satu postingannya di Facebook, Felix menegaskan makna dari berkesenian:


"Tetap Berkesenian adalah upaya untuk merawat, menjaga, dan melestarikan kebudayaan daerah, sebab Negara melindunginya melalui Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang Pemajuan Kebudayaan. Capaian istimewa ini adalah capaian seluruh masyarakat Manggarai Raya, awon Wae Mokel salen Selat Sape. Apa yang saya buat adalah memberi contoh untuk tetap konsisten dan menjadikan kebudayaan sebagai napas kehidupan. Namun, di kampung-kampung dan komunitas, banyak orang tetap menjaga dan merawat budaya dengan caranya, yang tidak dilihat media. Dari hati yang paling dalam saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan, kementerian, pemerintah daerah, sanggar, keluarga, dan semua pihak yang bergerak bersama menjaga budaya Manggarai."


Felix menekankan bahwa warisan budaya adalah tanggung jawab kolektif. Dedikasinya yang berlangsung sejak 1987 menunjukkan kesetiaan terhadap seni budaya tradisional Manggarai, menegaskan bahwa budaya bukan sekadar hiburan, tetapi identitas dan napas kehidupan masyarakat.


Penghargaan AKI 2025 bagi Felix Edon menjadi simbol pengakuan dan tanggung jawab bersama. Ia menyatakan bahwa capaian ini bukan hanya miliknya, tetapi milik seluruh masyarakat Manggarai yang telah menjaga, merawat, dan melestarikan kebudayaan melalui berbagai cara. Musik tradisional, tari, dan seni Manggarai kini mendapat perhatian lebih luas, sementara nilai-nilai lokal tetap hidup dan diwariskan.


Dedikasi Felix juga menunjukkan bahwa pelestarian budaya dapat bersifat dinamis dan kreatif. Kolaborasi antara instrumen tradisional dengan musik modern, pentas budaya, hingga dokumentasi visual, membuktikan bahwa tradisi tetap relevan di era modern tanpa kehilangan identitasnya. Filosofi ini menjadi dasar setiap kegiatan Felix, dari pengajaran di sekolah, pembinaan sanggar, hingga penciptaan karya musik.


Melalui perannya, Felix menjadi inspirasi bagi generasi muda. Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif anak-anak dan remaja dalam melestarikan budaya agar identitas bangsa tetap hidup, kaya, dan berakar kuat. Melalui kerja, kreativitas, dan dedikasi, seni tradisional Manggarai tetap berkembang, menjadi simbol harmoni antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.


Dengan Anugerah Kebudayaan Indonesia 2025, Felix Edon menegaskan bahwa berkesenian adalah bentuk cinta terhadap budaya dan kehidupan. Ia menutup pesannya dengan semangat:


"CINTA BUDAYA, CINTA KEHIDUPAN."



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Inosentius Samsul: 35 Tahun di DPR Hingga Jadi Hakim Mahkamah Konstitusi

PPPK Paruh Waktu Diangkat Menjadi Penuh Waktu: Desakan DPR dan DPD RI ke Pemerintah untuk Segera Bertindak

Cara Cek PKH dan PIP 2025 Lewat HP: Panduan Lengkap, Mudah, dan Resmi

Permata Tersembunyi di Manggarai Barat: Menjelajahi Air Terjun Cunca Polo

Bangga! Uskup Paskalis Bruno Syukur OFM Terpilih Jadi Anggota Penting Dikasteri Hidup Bakti Hingga 2029