Kapal Pinisi Tenggelam di Perairan TN Komodo, Empat Penumpang WNA Spanyol Masih Hilang
![]() |
| Foto : Humas Polres Mabar |
Kapal pinisi bertipe Kapal Motor (KM) dengan ukuran 27 Gross Tonnage (GT) itu tenggelam di Selat Padar, wilayah perairan Labuan Bajo. Peristiwa tersebut terjadi saat kapal sedang berlayar menuju destinasi wisata di kawasan Taman Nasional Komodo, salah satu destinasi unggulan pariwisata Indonesia.
Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Kapolres Manggarai Barat, AKBP Christian Kadang, S.I.K., dalam keterangan resminya pada Sabtu (27/12/2025) siang.
Mengangkut 11 Penumpang
Kapolres Manggarai Barat menjelaskan, saat kejadian KM Putri Sakinah mengangkut 11 orang penumpang, yang terdiri dari:
Satu pemandu wisata
Empat anak buah kapal (ABK), termasuk kapten kapal
“Dari tadi malam hingga saat ini, upaya pencarian korban yang hilang masih terus dilakukan oleh petugas Kepolisian bersama Tim SAR gabungan,” ujar AKBP Christian Kadang.
Lokasi dan Titik Koordinat Kejadian
Lokasi tersebut dikenal sebagai jalur pelayaran wisata, namun juga memiliki karakter perairan yang cukup dinamis, terutama saat cuaca memburuk.
Baca Juga :
Pesan Natal 2025 Gereja Katolik Indonesia: Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga
Kronologi Kejadian
Kapolres Manggarai Barat memaparkan kronologi kejadian bermula pada Jumat (26/12/2025) sekitar pukul 13.00 WITA. Saat itu, KM Putri Sakinah bertolak dari Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo menuju sejumlah destinasi wisata di kawasan Taman Nasional Komodo.
Pulau Kambing menjadi destinasi pertama yang disinggahi kapal tersebut. Setelah menjalani aktivitas wisata, kapal kemudian bersandar untuk makan malam.
Sekitar pukul 20.00 WITA, kapal kembali melanjutkan perjalanan dari Pulau Kambing menuju Pulau Komodo sebagai destinasi berikutnya.
Namun, sekitar pukul 20.45 WITA, ketika kapal melintas di Selat Padar, kondisi cuaca di sekitar perairan tersebut dilaporkan memburuk secara signifikan.
Diterjang Gelombang Dua Meter
Menurut keterangan Kapolres, saat kapal melintas di Selat Padar, wilayah perairan tersebut dilanda cuaca buruk dengan gelombang laut setinggi kurang lebih dua meter.
Gelombang tinggi tersebut diduga menyebabkan kapal kehilangan keseimbangan, terbalik, dan akhirnya tenggelam di tengah laut.
“Dugaan sementara, cuaca buruk disertai gelombang tinggi menjadi penyebab utama tenggelamnya kapal naas tersebut,” jelas AKBP Christian Kadang.
Evakuasi Terkendala Cuaca dan Kegelapan
Upaya penyelamatan penumpang tidak berjalan mudah. Cuaca ekstrem, ombak tinggi, serta kondisi malam hari yang gelap secara signifikan menghambat proses evakuasi.
Meski demikian, Tim SAR gabungan yang terdiri dari unsur Polri, TNI, Basarnas, KSOP, serta dibantu masyarakat dan kapal yang melintas di lokasi kejadian, berhasil mengevakuasi tujuh orang penumpang dalam keadaan selamat.
“Proses evakuasi sempat mengalami kendala karena cuaca buruk dan jarak pandang yang terbatas. Namun di tengah keterbatasan tersebut, Tim SAR gabungan berhasil menyelamatkan tujuh orang penumpang,” tutur Kapolres.
Empat Penumpang Masih Dicari
Dari total 11 penumpang, empat orang lainnya masih dinyatakan hilang dan hingga kini masih dalam proses pencarian intensif.
Kapolres Manggarai Barat menyebutkan, korban selamat terdiri dari dua wisatawan asing, satu pemandu wisata, dan empat anak buah kapal. Seluruh korban selamat telah berhasil dievakuasi dan kini berada di Labuan Bajo.
“Empat orang yang hilang masih dilakukan upaya pencarian, sementara tujuh penumpang lainnya sudah berhasil diselamatkan dan telah berada di Labuan Bajo,” ungkapnya.
Imbauan Keselamatan Wisata Bahari
Menanggapi kejadian tersebut, Kapolres Manggarai Barat mengimbau kepada seluruh penyedia jasa wisata bahari agar lebih mengedepankan keselamatan dan keamanan pelayaran, khususnya di kawasan perairan Taman Nasional Komodo.
Ia menekankan pentingnya memperhatikan kondisi cuaca, kelayakan kapal, serta standar keselamatan sebelum melakukan aktivitas wisata laut.
“Kami mengimbau kepada agen perjalanan wisata untuk mengedepankan aspek-aspek keselamatan dalam pelayaran apabila hendak berwisata di sekitar perairan TNK, mengingat cuaca ekstrem dan gelombang tinggi sangat berpotensi membahayakan,” tegas AKBP Christian Kadang.
Peringatan Serius bagi Pariwisata Komodo
Peristiwa tenggelamnya KM Putri Sakinah menjadi peringatan penting bagi industri pariwisata bahari di Labuan Bajo dan sekitarnya. Sebagai destinasi wisata kelas dunia, keselamatan wisatawan harus menjadi prioritas utama dalam setiap aktivitas pelayaran.
Hingga berita ini diturunkan, empat penumpang WNA asal Spanyol masih dalam pencarian, dan Tim SAR gabungan terus melakukan upaya maksimal sesuai prosedur keselamatan.

Komentar
Posting Komentar