Kompensasi Banjir Thailand: Pemerintah Mulai Salurkan Bantuan ke Puluhan Ribu Keluarga Terdampak


BANGKOK — Pemerintah Thailand mulai menyalurkan bantuan resmi bagi warga terdampak banjir besar yang melanda wilayah selatan negara tersebut sejak akhir November 2025. Badan Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand (DDPM) menyebut ribuan keluarga telah menerima kompensasi awal sebagai bagian dari program penanganan darurat nasional.

Menurut laporan terbaru DDPM, sedikitnya lebih dari 26.000 keluarga di beberapa provinsi terdampak telah mendapatkan dana kompensasi sebesar 9.000 baht per rumah tangga. Bantuan tersebut merupakan dukungan awal pemerintah untuk warga yang rumahnya terendam, mengalami kerusakan, atau kehilangan barang-barang penting akibat banjir.

Banjir yang dipicu curah hujan ekstrem ini menggenangi wilayah Yala, Songkhla, Satun, Pattani, dan beberapa kawasan lain di Thailand selatan. Selain merendam kawasan pemukiman, banjir juga menutup beberapa jalur transportasi antardaerah serta menghambat distribusi logistik.

Laporan resmi menyebutkan lebih dari 160 orang meninggal dunia akibat bencana ini. Pemerintah mengonfirmasi bahwa proses pencarian masih berlangsung di sejumlah wilayah yang aksesnya sempat terputus akibat arus deras dan longsor.

Penyaluran Bantuan Lewat Sistem Pembayaran Nasional

DDPM menyampaikan bahwa proses penyaluran bantuan dilakukan melalui PromptPay, sistem pembayaran elektronik nasional Thailand. Dengan mekanisme ini, warga yang memenuhi syarat langsung menerima dana ke rekening pribadi tanpa harus melakukan prosedur tambahan.

Kepala DDPM menjelaskan bahwa pendataan dilakukan oleh aparat desa dan otoritas lokal, kemudian diverifikasi oleh pemerintah provinsi sebelum diunggah ke sistem pusat. Mekanisme ini dipilih demi mempercepat distribusi dana ke masyarakat terdampak.

Selain bantuan 9.000 baht, pemerintah juga menyiapkan skema bantuan lain yang akan diumumkan setelah proses penilaian kerusakan selesai dilakukan oleh tim lapangan. Pemerintah Thailand menyebut bahwa dukungan lanjutan akan diberikan terutama kepada petani, pekerja sektor informal, dan pelaku usaha kecil yang kehilangan sumber pendapatan.

Baca juga:


Pemerintah Akui Tantangan Respons Awal

Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, mengatakan bahwa pemerintah menghadapi tantangan besar dalam respons awal bencana karena curah hujan ekstrem datang lebih cepat dan lebih besar dari prediksi meteorologi nasional.

Dalam pernyataannya, pemerintah menegaskan bahwa proses evaluasi sedang dilakukan untuk memperbaiki jalur evakuasi, memperkuat sistem peringatan dini, dan menambah kapasitas alat penanganan banjir di wilayah rawan. Thailand juga akan meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat dan otoritas lokal untuk mempersingkat waktu penanganan darurat.

Kondisi Terkini Wilayah Terdampak

Hingga awal Desember, sejumlah wilayah masih terendam banjir meski sebagian daerah mulai mengalami penurunan tinggi air. Beberapa kota seperti Hat Yai dan Pattani dilaporkan kembali normal, tetapi pembersihan sisa lumpur, perbaikan jaringan listrik, serta pemulihan fasilitas publik masih berlangsung.

Otoritas setempat menyatakan bahwa lebih dari ratusan ribu warga terdampak secara langsung maupun tidak langsung akibat banjir. Ribuan penduduk masih bertahan di pusat evakuasi sementara, terutama di wilayah yang rumahnya rusak berat atau hanyut terbawa arus.

Tim kesehatan, sukarelawan, dan pasukan militer diturunkan untuk membantu penanganan korban, mendistribusikan air bersih, serta menyediakan layanan medis di wilayah yang sulit dijangkau.

Rencana Pemulihan dan Bantuan Tambahan

Selain kompensasi tahap awal, pemerintah Thailand tengah menyusun program pemulihan jangka menengah yang mencakup:

  1. bantuan tambahan untuk rumah rusak berat,
  2. dukungan khusus bagi petani, nelayan, dan pekerja sektor produktif,
  3. perbaikan jalan dan fasilitas umum,
  4. pemulihan pusat ekonomi lokal,
  5. serta peningkatan infrastruktur pengendali banjir.

Kementerian Keuangan Thailand juga telah berdiskusi dengan lembaga perbankan nasional untuk memberikan opsi penangguhan pembayaran utang bagi warga terdampak. Kebijakan ini ditujukan untuk meringankan beban ekonomi masyarakat selama proses pemulihan berlangsung.

Upaya Pencarian dan Evakuasi Masih Berjalan

Meskipun sebagian wilayah mulai pulih, usaha pencarian korban masih dilakukan oleh tim gabungan. Pemerintah menyebut bahwa beberapa lokasi masih sulit dijangkau akibat kerusakan jalan dan terputusnya jaringan komunikasi.

Tim penyelamat menggunakan perahu karet, kendaraan khusus, dan dukungan udara untuk menjangkau warga yang masih terisolasi. Pemerintah menekankan bahwa prioritas utama tetap pada penyelamatan nyawa serta pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi.

Dukungan Internasional Mulai Mengalir

Beberapa negara tetangga dan organisasi internasional telah menawarkan bantuan berupa logistik, peralatan penanganan banjir, serta dukungan tenaga ahli. Pemerintah Thailand menyatakan bahwa koordinasi sedang dilakukan untuk memastikan bantuan masuk tepat sasaran.

Selain itu, beberapa perusahaan besar di Thailand turut menyumbang melalui program CSR berupa air bersih, makanan siap konsumsi, dan kebutuhan darurat lainnya yang disalurkan melalui pemerintah provinsi.

Pemantauan Cuaca dan Peringatan Baru

Badan Meteorologi Thailand memperingatkan kemungkinan curah hujan susulan di sebagian wilayah selatan. Pemerintah meminta warga tetap waspada, terutama di daerah yang struktur geografisnya rawan banjir bandang atau tanah longsor.

Sebagai langkah antisipasi, otoritas lokal menyiapkan jalur evakuasi baru serta memeriksa kesiapan tanggul darurat dan sistem pembuangan air. Pemerintah menegaskan bahwa setiap perkembangan terbaru akan diumumkan melalui saluran resmi.




Banjir besar yang melanda Thailand selatan menjadi salah satu bencana paling berdampak dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Thailand terus menyalurkan bantuan dan melakukan upaya pemulihan di tengah meningkatnya jumlah korban dan luasnya kerusakan infrastruktur.

Dengan bantuan awal sebesar 9.000 baht yang telah mencapai puluhan ribu keluarga, pemerintah menegaskan bahwa proses dukungan tidak akan berhenti di tahap pertama. Rangkaian bantuan lanjutan akan disampaikan setelah evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan warga dan kerusakan aset publik.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Inosentius Samsul: 35 Tahun di DPR Hingga Jadi Hakim Mahkamah Konstitusi

PPPK Paruh Waktu Diangkat Menjadi Penuh Waktu: Desakan DPR dan DPD RI ke Pemerintah untuk Segera Bertindak

Cara Cek PKH dan PIP 2025 Lewat HP: Panduan Lengkap, Mudah, dan Resmi

Permata Tersembunyi di Manggarai Barat: Menjelajahi Air Terjun Cunca Polo

Bangga! Uskup Paskalis Bruno Syukur OFM Terpilih Jadi Anggota Penting Dikasteri Hidup Bakti Hingga 2029