Piche Kota Menggetarkan Panggung Malam Penutupan Festival Golo Koe 2025

 

Piche Kota Di Festival Golo Koe 202

Piche Kota Meriahkan Malam Penutupan Festival Golo Koe 2025

Labuan Bajo – Malam penutupan Festival Golo Koe 2025 berlangsung meriah di Waterfront City, Labuan Bajo, Jumat (15/8/2025). Ribuan penonton tumpah ruah menyaksikan penampilan spektakuler artis jebolan Indonesian Idol asal Atambua, Piche Kota, yang sukses memikat audiens lewat karakter khas suara galaunya.

Sejak lagu pertama, Piche Kota berhasil membangun suasana emosional. Nyanyian bersama ribuan penonton membuat malam puncak festival budaya tahunan Manggarai Barat itu semakin semarak. Bahkan, dua penggemar beruntung diajak naik ke panggung untuk bernyanyi bersama, menciptakan momen manis yang sulit dilupakan


Lebih dari sekadar hiburan, kehadiran Piche Kota menambah daya tarik festival sebagai wahana promosi budaya dan pariwisata. Labuan Bajo kembali meneguhkan posisinya sebagai kota festival sekaligus destinasi unggulan dunia.

UMKM: Denyut Ekonomi Festival

Selain panggung hiburan, Festival Golo Koe 2025 juga menjadi ruang hidup bagi 170 UMKM dari Labuan Bajo dan wilayah lain di NTT—naik dibandingkan 140 UMKM pada tahun 2024.

Produk yang ditawarkan beragam, mulai dari kuliner, kriya, hingga tenun. Data mencatat, 70% UMKM bergerak di sektor kuliner, yang rata-rata meraup pendapatan Rp3,48 juta per hari, lebih tinggi dibandingkan kriya (Rp2,21 juta) dan sandang (Rp1,20 juta).

Hari terakhir mencatat penjualan tertinggi, dengan banyak UMKM mengantongi omzet lebih dari Rp5 juta. Menurut pelaku usaha, faktor pengalaman, kualitas stand, serta strategi promosi sangat memengaruhi pendapatan.

Meski sukses, mereka tetap memberi masukan: penataan tenda perlu lebih baik, fasilitas umum harus ditingkatkan, dan promosi lebih gencar. Bahkan, jika durasi festival diperpanjang menjadi 7–10 hari, potensi omzet diperkirakan akan lebih maksimal.

Nuansa Religius dan Budaya

Festival ini juga sarat dengan kekayaan rohani dan budaya. Ekaristi Agung Pesta Maria Assumpta Nusantara menjadi inti perayaan penutupan. Dipimpin oleh Uskup Mgr. Maksimus Regus bersama ratusan imam, misa bernuansa inkulturatif itu dihiasi paduan suara dan tari kolosal liturgi khas Flores.

Sebagai penutup, gong dipukul sebagai simbol berakhirnya festival, disusul pesta kembang api yang memukau langit Labuan Bajo. Ribuan pengunjung tetap bertahan menikmati konser musik, atraksi budaya, dan pameran UMKM hingga larut malam.

Sentuhan Internasional

Festival Golo Koe 2025 juga menghadirkan kisah indah dari mancanegara. Nicola dan Liliana, pasangan wisatawan asal Italia, rela menempuh perjalanan jauh ke Labuan Bajo demi merasakan langsung kemeriahan festival.

Senyum dan kata-kata mereka menjadi pengingat bahwa perayaan ini bukan hanya tentang musik dan budaya, tetapi juga tentang kebersamaan lintas bangsa.

Grazie & Terima kasih for being a part of this unforgettable moment in Labuan Bajo. May the memories last forever!”


Festival Golo Koe 2025 membuktikan dirinya sebagai perpaduan panggung seni, religi, dan budaya, sekaligus motor penggerak ekonomi lokal. Penampilan Piche Kota di malam puncak menjadi simbol kebersamaan, kebanggaan, dan promosi keindahan Flores ke panggung nasional bahkan internasional.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permata Tersembunyi di Manggarai Barat: Menjelajahi Air Terjun Cunca Polo

Pantai Mberenang: Permata Tersembunyi di Jalur Wisata Labuan Bajo – Wae Rebo

Gerak Cepat, Polisi Berhasil Mengungkap Kasus Kematian Saudari SME di Desa Nggilat

Tragedi KM Barcelona V: Kronologi Kebakaran, Korban, dan Aksi Heroik Penyelamatan

Fenomena Bendera One Piece Jelang HUT RI ke-80: Simbol Perlawanan, Kritik Sosial, dan Polemik Nasionalisme