Wae Lolos: Desa Wisata Seribu Air Terjun di Jantung Manggarai Barat
![]() |
Foto : jadesta.kemenpar.go.id |
Di tengah gempuran pariwisata modern Labuan Bajo yang kian ramai, masih ada sudut tersembunyi yang menawarkan kedamaian, kesejukan, dan keaslian alam: Desa Wisata Wae Lolos. Berada di Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, desa ini bagaikan permata yang tersimpan di balik perbukitan. Udara sejuk, panorama alam yang memanjakan mata, serta keramahan warganya membuat setiap kunjungan terasa seperti pulang ke kampung halaman yang lama dirindukan.
Nama “Wae Lolos” sendiri berasal dari bahasa Manggarai: wae berarti air, sementara lolos merujuk pada nama setempat yang dipercaya berhubungan dengan sumber mata air yang menjadi nadi kehidupan desa. Air yang jernih mengalir dari pegunungan, menghidupi lahan pertanian dan menjadi sumber kesejahteraan warga.
Sejak ditetapkan sebagai desa wisata oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Wae Lolos mulai mendapat sorotan sebagai destinasi alternatif bagi wisatawan yang ingin menjauh sejenak dari keramaian jalur utama Labuan Bajo–Taman Nasional Komodo. Keindahan alamnya mencakup rangkaian air terjun bertingkat yang mengalir di antara bebatuan alami, perbukitan hijau yang membentang sejauh mata memandang, serta hutan tropis lebat yang menjadi rumah bagi aneka satwa dan tumbuhan endemik.
Namun, daya tarik Wae Lolos tidak hanya pada bentang alamnya. Budaya lokal Manggarai masih terjaga kuat—mulai dari arsitektur rumah adat yang khas berbentuk kerucut, tradisi gotong royong, hingga tarian dan musik tradisional yang selalu hadir dalam setiap acara adat. Bagi wisatawan, menginap di rumah warga (homestay) bukan sekadar pilihan akomodasi, tetapi pengalaman otentik untuk merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat desa.
Bagi pencinta petualangan, jalur trekking menuju air terjun atau pendakian ke puncak bukit di sekitar desa menjadi kegiatan yang wajib dicoba. Di puncak, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan dramatis Danau Sano Nggoang—danau vulkanik terbesar di NTT—yang hanya berjarak beberapa kilometer dari desa.
Dengan kombinasi alam yang asri, budaya yang hidup, dan keramahan masyarakat, Desa Wisata Wae Lolos adalah surga tersembunyi yang menawarkan sensasi perjalanan berbeda di jantung Manggarai Barat. Tempat ini bukan hanya destinasi, tetapi sebuah kisah tentang harmoni manusia dan alam yang patut dijaga dan diwariskan.
Pesona Alam Wae Lolos
1. Seribu Air Terjun
Julukan “Desa Seribu Air Terjun” bukanlah sekadar sebutan puitis bagi Wae Lolos, melainkan cerminan kekayaan sumber air yang dimilikinya. Dalam radius yang relatif dekat, pengunjung dapat menemukan sejumlah air terjun menawan, masing-masing dengan karakter dan pesonanya sendiri:
-
Cunca Plias 1 dan Cunca Plias 2
Air terjun berundak dengan aliran air jernih ini memanjakan mata dan pikiran. Kolam alami di bawahnya menjadi tempat favorit untuk berenang atau sekadar berendam sambil merasakan kesejukan air pegunungan. -
Cunca Ri’i
Memiliki tebing batu tinggi yang berdiri kokoh di sisi aliran airnya, memberikan nuansa dramatis yang membuat setiap foto terlihat epik. -
Tiwu Galong
Kolam alami berwarna kehijauan ini menjadi magnet bagi para fotografer dan wisatawan yang mencari spot unik. Warna airnya berubah-ubah mengikuti cahaya matahari, menambah kesan mistis dan fotogenik.
Semua lokasi ini terhubung melalui jalur trekking yang memikat. Rute perjalanan melewati persawahan bertingkat, hutan bambu yang teduh, dan jalan setapak di tepi bukit dengan pemandangan spektakuler. Saat musim hujan, debit air meningkat drastis, suara gemuruh air terjun terdengar dari kejauhan, menambah sensasi petualangan bagi para penjelajah alam.
2. Kolam di Atas Awan
Bayangkan berenang di kolam alami yang tampak melayang di atas hamparan awan—itulah pengalaman yang menanti di Kolam di Atas Awan. Terletak di dataran tinggi Wae Lolos, spot ini menawarkan panorama perbukitan hijau yang diselimuti kabut tipis di pagi hari.
Saat fajar menyingsing, matahari muncul perlahan di balik bukit, menciptakan efek visual dramatis: air kolam memantulkan cahaya keemasan, sementara lautan awan bergulung di kejauhan. Keindahan ini membuatnya populer sebagai lokasi foto prewedding dan bahan video promosi pariwisata Manggarai Barat. Bagi wisatawan, momen terbaik berkunjung adalah saat pagi buta, ketika embun masih menggantung dan suasana terasa magis.
3. Hutan Mbeliling
Desa Wae Lolos berada di kaki kawasan Hutan Mbeliling, sebuah hutan tropis yang menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati khas Flores. Di sinilah para pecinta burung (birdwatcher) bisa menemukan spesies endemik langka seperti Flores monarch (Symposiachrus sacerdotum) dan Wallace’s hanging parrot (Loriculus flosculus) yang hanya bisa ditemui di pulau ini.
Hutan Mbeliling juga menjadi jalur migrasi satwa liar dan penyimpan sumber mata air vital bagi warga desa. Jalur trekking di dalam hutan menawarkan pengalaman alam yang autentik: aroma tanah basah, kicauan burung yang bersahutan, dan sinar matahari yang menyelinap di antara dedaunan rimbun.
Bagi wisatawan minat khusus, kunjungan ke Hutan Mbeliling bukan sekadar perjalanan, melainkan kesempatan untuk melihat langsung ekosistem hutan hujan tropis yang masih terjaga di Nusa Tenggara Timur.
Kekayaan Budaya dan Tradisi
Selain dianugerahi alam yang memukau, Desa Wae Lolos juga menjadi penjaga warisan budaya Manggarai yang masih lestari hingga kini. Setiap kunjungan ke desa ini bukan hanya perjalanan wisata, tetapi juga langkah masuk ke ruang waktu yang mempertahankan identitas dan nilai-nilai leluhur.
Setiap tahun, berbagai ritual dan kesenian tradisional digelar, tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga sebagai sarana menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Wisatawan tidak hanya bisa menyaksikan, tetapi sering kali diajak untuk ikut terlibat, merasakan langsung semangat kebersamaan masyarakat.
Beberapa tradisi yang dapat dinikmati antara lain:
-
Tari Caci
Sebuah tarian perang tradisional yang ikonik dari Manggarai. Dua pria mengenakan pakaian adat berwarna cerah, membawa cambuk (larik) dan perisai rotan (nggiling), saling berhadapan dalam irama gong dan gendang yang menghentak. Gerakan mereka tidak hanya memamerkan ketangkasan dan keberanian, tetapi juga melambangkan kehormatan dan sportivitas. Tari Caci biasanya digelar saat perayaan adat besar atau untuk menyambut tamu kehormatan. -
Tari Sanda
Tarian ini melambangkan persahabatan dan sukacita. Penari bergerak dengan langkah ringan, saling bergandengan tangan membentuk lingkaran, diiringi senyum hangat dan tawa. Tari Sanda sering kali menjadi ajang interaksi antara warga dan wisatawan, menciptakan momen yang akrab dan penuh keceriaan. -
Tenun Songke
Proses pembuatan kain Songke membutuhkan kesabaran luar biasa. Benang-benang yang diwarnai secara alami disusun membentuk motif geometris yang sarat makna simbolis—mulai dari penghormatan terhadap leluhur hingga doa untuk kesejahteraan. Wisatawan dapat mengunjungi rumah-rumah penenun, melihat langsung proses pembuatan, bahkan mencoba menenun di bawah bimbingan pengrajin lokal. -
Upacara Adat Penti
Merupakan syukuran tahunan atas hasil panen, sekaligus penanda dimulainya tahun adat baru. Penti diawali dengan ritual doa di compang (altar batu adat), diikuti tarian dan jamuan bersama seluruh warga. Bagi masyarakat Wae Lolos, Penti bukan hanya perayaan hasil bumi, tetapi juga wujud rasa syukur, persatuan, dan penghormatan terhadap alam yang memberi kehidupan.
Setiap atraksi budaya di Wae Lolos diiringi musik tradisional gong dan gendang yang ritmenya menghentak dan memanggil semangat. Suara tersebut bergema di antara perbukitan, menyatu dengan suasana desa, menciptakan pengalaman yang sulit dilupakan bagi siapa pun yang pernah merasakannya.
Perkembangan dan Data Kunjungan
Perjalanan Wae Lolos sebagai desa wisata baru mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan. Menurut data yang dirilis oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, angka kunjungan wisatawan terus mencatat tren positif dari tahun ke tahun.
Pada periode Januari–Juni 2025, tercatat 5.774 kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Angka ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan total kunjungan tahun 2024 yang mencapai 12.715 orang. Dengan paruh kedua 2025 yang biasanya menjadi puncak musim liburan, angka kunjungan diperkirakan bisa melampaui rekor tahun sebelumnya.
Peningkatan ini tidak lepas dari beberapa faktor kunci:
-
Promosi Pariwisata yang Intensif
Pemerintah daerah, Kemenparekraf, dan komunitas lokal gencar melakukan promosi melalui media sosial, pameran pariwisata, hingga kolaborasi dengan influencer dan travel blogger. Konten visual seperti foto udara air terjun dan video “Kolam di Atas Awan” terbukti memicu rasa penasaran calon wisatawan. -
Peningkatan Fasilitas dan Aksesibilitas
Jalan menuju desa yang dulunya sempit dan sebagian berbatu kini diperlebar dan diperbaiki, memudahkan akses kendaraan roda dua maupun roda empat. Fasilitas pendukung seperti homestay, warung makan, dan pusat informasi wisata juga bertambah, membuat pengunjung lebih nyaman. -
Tren Wisata Daratan (Land Tour)
Seiring meningkatnya kunjungan ke Labuan Bajo, banyak wisatawan mencari alternatif destinasi yang menawarkan pengalaman berbeda dari wisata pulau di Taman Nasional Komodo. Wisata daratan seperti trekking, birdwatching, dan eksplorasi budaya menjadi pilihan, dan Wae Lolos menempati posisi strategis untuk memenuhi kebutuhan ini.
Dengan kombinasi promosi yang tepat, peningkatan fasilitas, dan keunikan alam-budayanya, Wae Lolos kini bukan lagi sekadar “desa tersembunyi” di balik perbukitan, melainkan ikon baru pariwisata daratan Manggarai Barat. Jika tren ini berlanjut, desa ini berpotensi menjadi salah satu destinasi unggulan Nusa Tenggara Timur di masa mendatang.
Fasilitas dan Layanan
Meski masih berada dalam tahap pengembangan, Desa Wisata Wae Lolos telah menyediakan berbagai fasilitas yang memadai untuk menunjang kenyamanan wisatawan. Kehadiran infrastruktur ini membuat pengalaman berkunjung semakin praktis tanpa mengurangi nuansa alam yang autentik.
Beberapa fasilitas yang sudah tersedia antara lain:
-
Area Parkir Luas
Terletak di dekat titik awal jalur trekking, area parkir mampu menampung kendaraan roda dua maupun roda empat. Lokasinya strategis sehingga wisatawan dapat langsung memulai petualangan tanpa harus berjalan jauh dari kendaraan. -
Musholla dan Toilet Umum
Kebersihan menjadi prioritas, sehingga musholla dan toilet umum dirawat secara berkala oleh warga desa. Wisatawan dapat beribadah atau beristirahat dengan nyaman sebelum atau sesudah menjelajahi area wisata. -
Selfie Spot Bernuansa Alam
Beberapa titik foto telah disiapkan, menampilkan latar perbukitan hijau, persawahan bertingkat, dan air terjun. Spot-spot ini dirancang sederhana agar tetap menyatu dengan lanskap alami desa. -
Camping Ground Strategis
Terdapat area perkemahan di beberapa titik, terutama di dekat air terjun. Menginap di tenda memberi kesempatan menikmati suara alam di malam hari, dari gemericik air hingga nyanyian serangga malam. -
Paket Wisata Lengkap
Pengelola desa menawarkan berbagai paket, mulai dari trekking menuju air terjun, tur budaya yang menampilkan tarian dan upacara adat, hingga workshop kerajinan seperti menenun kain songke atau membuat anyaman bambu. -
Souvenir Khas Wae Lolos
Wisatawan dapat membawa pulang cendera mata unik seperti sabun organik berbahan alami, anyaman bambu, topi Re’a (topi tradisional Manggarai), hingga sambal kemiri yang kaya cita rasa lokal.
Untuk akomodasi, meskipun belum tersedia homestay permanen, wisatawan tetap dapat menginap dengan dua opsi: tinggal bersama keluarga lokal yang membuka pintu rumahnya untuk tamu, atau menyewa tenda yang disiapkan pengelola. Kedua pilihan ini memberikan pengalaman menginap yang hangat dan otentik, jauh dari suasana hotel komersial.
Akses dan Transportasi
Untuk mencapai Desa Wisata Wae Lolos dari pusat Labuan Bajo, dibutuhkan waktu sekitar 1,5–2 jam perjalanan darat. Rute perjalanan menawarkan pemandangan perbukitan hijau, lembah yang dalam, dan sesekali hamparan sawah yang memanjakan mata. Namun, medan menuju desa masih menyimpan tantangan tersendiri, terutama saat musim hujan, di mana beberapa titik jalan menjadi licin dan berlumpur.
Rekomendasi transportasi:
-
Kendaraan 4x4 sangat dianjurkan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan, terutama jika ingin menjelajahi area sekitar desa.
-
Sewa Mobil dari Labuan Bajo menjadi pilihan favorit wisatawan. Banyak penyedia jasa menawarkan paket sewa lengkap dengan sopir yang sekaligus bertindak sebagai pemandu lokal.
-
Ojek Motor juga tersedia, namun lebih cocok bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi perjalanan off-road dan hemat waktu di jalur sempit.
Saat ini, transportasi umum menuju Wae Lolos masih terbatas, sehingga wisatawan yang ingin datang tanpa kendaraan pribadi disarankan mengatur penjemputan terlebih dahulu dengan pihak pengelola desa atau operator tur. Sebagai tambahan, pengunjung bisa mengombinasikan perjalanan ke Wae Lolos dengan singgah di destinasi daratan lainnya seperti Danau Sano Nggoang atau Hutan Mbeliling, sehingga waktu perjalanan menjadi lebih maksimal.
Tips Keamanan dan Etika
Pariwisata Berbasis Komunitas
Pengembangan Desa Wisata Wae Lolos berpegang teguh pada prinsip community-based tourism (CBT), atau pariwisata berbasis masyarakat. Dalam model ini, warga desa bukan hanya menjadi penonton dari geliat pariwisata, tetapi menjadi aktor utama di setiap lini pengelolaan.
Mulai dari pemandu wisata yang mengantar pengunjung menelusuri jalur trekking, pengrajin lokal yang menjual kain songke dan kerajinan bambu, hingga keluarga tuan rumah yang membuka rumah mereka sebagai akomodasi — semua dilakukan oleh masyarakat setempat. Bahkan, anak-anak muda desa turut aktif dalam promosi digital melalui media sosial, membagikan keindahan Wae Lolos ke audiens yang lebih luas.
Model ini membawa dua manfaat besar:
-
Manfaat Ekonomi Merata
Pendapatan dari tiket masuk, paket wisata, dan penjualan suvenir dibagi secara adil untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Hal ini mencegah konsentrasi keuntungan hanya pada segelintir pihak. -
Kelestarian Alam dan Budaya
Karena masyarakat menjadi pengelola, mereka memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan adat istiadat. Setiap kegiatan wisata diatur agar tidak merusak hutan, air terjun, maupun nilai-nilai budaya Manggarai.
Dengan berkunjung ke Wae Lolos, wisatawan tidak hanya mendapatkan pengalaman wisata alam dan budaya yang otentik, tetapi juga berkontribusi langsung pada pemberdayaan ekonomi lokal serta pelestarian lingkungan. Di sini, setiap langkah kaki Anda ikut menorehkan cerita baru dalam perjalanan desa menuju masa depan yang berkelanjutan.
Wae Lolos adalah permata tersembunyi di Manggarai Barat yang memadukan keindahan alam spektakuler dengan kekayaan budaya yang masih berdenyut hidup. Dari gemericik air terjun yang jernih, panorama Kolam di Atas Awan yang memukau, hingga senyum ramah warga yang tulus menyambut setiap tamu — semua menghadirkan pengalaman yang hangat, intim, dan sulit dilupakan.
Bagi para pencari petualangan, Wae Lolos menawarkan jalur trekking menantang, panorama hutan tropis yang masih perawan, dan interaksi budaya yang mengubah cara pandang tentang sebuah perjalanan. Bagi mereka yang datang untuk beristirahat, desa ini menyuguhkan ketenangan dan harmoni yang jarang ditemukan di destinasi wisata populer.
Di sini, wisata bukan sekadar perjalanan melihat pemandangan, melainkan perjumpaan yang bermakna antara manusia, alam, dan budaya. Setiap langkah yang Anda ambil tidak hanya membawa Anda lebih dekat dengan alam Flores, tetapi juga menjadi bagian dari upaya menjaga kelestariannya.
Jika Anda mencari wisata yang autentik, penuh petualangan, dan memberikan dampak positif, Wae Lolos adalah jawabannya. Sebuah destinasi yang akan membuat Anda pulang dengan hati yang lebih kaya cerita, pikiran yang segar, dan kenangan yang akan terus hidup lama setelah perjalanan berakhir.
Komentar
Posting Komentar