Kemendes Targetkan 15.000 Desa Maju Jadi Desa Mandiri, 20.503 Desa Sudah Naik Kelas di Tahun 2025
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menunjukkan komitmen kuat dalam mempercepat transformasi pembangunan desa menuju kemandirian. Tahun 2025 menjadi tonggak penting, dengan capaian 20.503 desa berstatus mandiri dan 23.579 desa berstatus maju sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Desa PDTT Nomor 343 Tahun 2025 tentang Status Kemajuan dan Kemandirian Desa Tahun 2025.
Dalam keputusan tersebut dijelaskan bahwa penetapan status dilakukan berdasarkan hasil pengukuran Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2025. IDM menjadi instrumen penting dalam menilai kemajuan desa dari tiga dimensi utama: ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi.
“Penetapan status kemajuan dan kemandirian desa dilakukan berdasarkan hasil pengukuran Indeks Desa Membangun tahun 2025,” tulis kutipan dalam Kepmen Desa PDTT No. 343 Tahun 2025 yang diterbitkan melalui JDIH Kemendesa.
Angka tersebut menandai peningkatan signifikan dibandingkan lima tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, desa mandiri hanya berjumlah sekitar 6.000. Kini, lebih dari 20.000 desa telah berhasil naik kelas.
Arah Baru Pembangunan Desa
Menteri Desa PDTT, Yandri Susanto, menegaskan bahwa capaian ini bukanlah akhir, melainkan awal dari agenda besar untuk menggeser 15.000 desa maju agar menjadi desa mandiri dalam lima tahun ke depan.
“Kita akan geser 15 ribu desa maju menjadi desa mandiri. Ini langkah besar untuk memperkuat kemandirian ekonomi desa dan menyiapkan pondasi Indonesia Emas 2045,” ujar Yandri dalam keterangan resminya.
Menurutnya, desa bukan lagi sekadar penerima program, melainkan harus menjadi penggerak utama pembangunan nasional. Ia menilai, keberhasilan transformasi desa bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat desa itu sendiri.
Kolaborasi Lintas Kementerian dan Dunia Internasional
Sebagai bentuk percepatan, Kemendes PDTT menggandeng Kementerian PPN/Bappenas serta menjalin kerja sama dengan Bank Dunia. Menteri Desa Yandri Susanto bersama Wakil Menteri Ariza Patria telah bertemu dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy untuk membahas kelanjutan kerja sama tersebut.
Rencana besar ini mencakup pendampingan teknis dan penguatan ekonomi hijau di desa. Bank Dunia disebut menyiapkan dukungan pendanaan mencapai 800 juta dolar AS, setara dengan sekitar 13 triliun rupiah, yang akan digulirkan dalam periode lima tahun untuk mendukung 15 ribu desa sasaran.
Dalam rilis resmi Kemendes PDTT disebutkan,
“Kerja sama dengan Bank Dunia diarahkan untuk memperkuat kapasitas desa, menerapkan praktik ekonomi hijau, serta menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.”
Kolaborasi lintas lembaga ini diharapkan tidak hanya memperkuat pembiayaan pembangunan, tetapi juga mentransfer pengetahuan dan standar internasional dalam pengelolaan pembangunan berbasis masyarakat.
Menumbuhkan Desa Hijau dan Inovatif
Wakil Menteri Desa, Ariza Patria, menyoroti pentingnya transformasi ekonomi hijau dalam setiap program pembangunan desa. Ia menegaskan, arah kebijakan baru ini akan fokus pada pelatihan, pendampingan, dan pembentukan desa dengan ekosistem ramah lingkungan.
“Pendampingan ekonomi hijau akan menjadi pilar utama. Desa harus mampu mengelola potensi lokalnya tanpa merusak lingkungan. Ini bukan hanya soal dana, tapi tentang perubahan cara berpikir dalam membangun desa,” ungkap Ariza melalui kanal resmi Kemendes.
Program ini akan diperkuat melalui Desa Cerdas yang berbasis digitalisasi layanan publik dan penguatan literasi teknologi masyarakat desa. Langkah ini sejalan dengan konsep Sustainable Development Goals (SDGs) Desa, yang menempatkan desa sebagai garda terdepan pembangunan berkelanjutan.
Peta Terbaru Status Desa 2025
Berdasarkan data resmi Kepmen Desa PDTT No. 343 Tahun 2025, distribusi status desa di seluruh Indonesia adalah sebagai berikut:
- Desa Mandiri: 20.503
- Desa Maju: 23.579
- Desa Berkembang: 29.496
- Desa Tertinggal: 9.724
- Desa Sangat Tertinggal: 4.231
Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal terus menurun, sementara kategori mandiri dan maju meningkat setiap tahun. Ini menandakan adanya peningkatan kapasitas dan efektivitas pembangunan di tingkat akar rumput.
Lima Strategi Menuju 15 Ribu Desa Mandiri
Kemendes PDTT menyiapkan lima strategi utama dalam mewujudkan target 15 ribu desa mandiri:
1. Pendampingan ekonomi hijau dan ramah lingkungan.
Setiap desa akan dibekali pelatihan untuk mengembangkan usaha berkelanjutan seperti pertanian organik, energi terbarukan, dan wisata alam berwawasan lingkungan.
2. Transformasi digital desa.
Melalui program Desa Cerdas, pemerintah mendorong digitalisasi layanan publik, e-commerce lokal, serta sistem informasi transparan.
3. Penguatan BUMDes dan koperasi lokal.
Kemendes memperluas peran Koperasi Desa Merah Putih sebagai lembaga ekonomi lokal untuk memperkuat rantai pasok antarwilayah.
4. Kemitraan investasi hijau.
Desa akan difasilitasi untuk menarik investasi yang berorientasi lingkungan, melalui pendampingan dari Bank Dunia dan lembaga nasional.
5. Monitoring dan evaluasi berbasis data.
Sistem IDM 4.0 akan digunakan untuk memantau perkembangan desa secara real-time, memastikan transparansi dan akurasi data.
Masyarakat Sebagai Penggerak Utama
Mendes Yandri mengingatkan bahwa kunci keberhasilan transformasi desa bukan terletak pada dana, melainkan pada semangat dan kemandirian warganya.
"Desa mandiri bukan hanya soal dana, tetapi tentang kemandirian berpikir dan berinovasi. Pemerintah pusat hanya memfasilitasi, namun ujung tombaknya tetap masyarakat desa,” ujar Yandri.
Pemerintah daerah juga diminta berperan aktif dalam memperkuat kapasitas aparatur desa serta memperluas jaringan kemitraan. Dengan dukungan penuh dari masyarakat dan sektor swasta, desa diyakini bisa menjadi motor ekonomi nasional.
Harapan dan Langkah ke Depan
Program transformasi desa yang diusung Kemendes PDTT menjadi langkah strategis dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045. Jika target 15 ribu desa mandiri tercapai, maka Indonesia berpotensi memiliki lebih dari 35 ribu desa mandiri dalam satu dekade ke depan.
Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, program ini juga diharapkan mampu menekan urbanisasi, menciptakan lapangan kerja baru, dan menjaga kelestarian lingkungan.
Dalam rilis resmi Kemendes disebutkan,
“Pembangunan desa bukan semata proyek fisik, tetapi gerakan sosial untuk menciptakan masyarakat sejahtera, berdaya, dan berkelanjutan.”
Capaian 20.503 desa mandiri dan rencana peningkatan 15 ribu desa maju menjadi mandiri menjadi bukti nyata arah baru pembangunan desa Indonesia dari desa, oleh desa, dan untuk Indonesia.

Komentar
Posting Komentar