Dusun Terisolasi di Manggarai Barat: Warga Gotong Ibu Hamil 5 Km dan Menyeberangi Sungai Karena Akses Tak Memadai
Labuan Bajo, Manggarai Barat — 25 Desember 2025 Peristiwa yang terjadi pada Kamis, 25 Desember 2025, kembali membuka realitas pahit tentang kondisi akses infrastruktur di wilayah terpencil Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Seorang ibu hamil di Kampung Wae Tulu, Kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor, harus dievakuasi secara manual oleh warga sejauh 5 kilometer (km) untuk mendapatkan pertolongan medis karena tidak adanya jalan yang bisa dilalui kendaraan. (detikcom)
Evakuasi Darurat yang Mengharukan
Kejadian bermula saat ibu hamil tersebut mengalami pendarahan saat sedang bekerja di kebun, sekitar 3 km dari pemukiman warga. Karena tidak ada akses kendaraan, warga segera bergotong-royong mengevakuasi pasien dengan cara menandu menggunakan batang bambu dan sarung, bergantian memikul sejauh 3 km menuju kampung. (detikcom)
Sesampainya di kampung, perjuangan belum selesai. Warga harus kembali menandu sejauh 2 km lagi menuju jalan raya — termasuk menyeberangi sungai Wae Mese yang lebarnya diperkirakan lebih dari 120 meter dengan arus deras — hanya agar ambulans dari Puskesmas Wae Nakeng bisa menjemput pasien untuk dirujuk ke RSUD Komodo Labuan Bajo. (detikcom)
Evakuasi yang berlangsung lebih dari 1,5 jam ini berlangsung di wilayah yang masih sangat terpencil, tanpa jalan aspal, tanpa jembatan, serta medannya berupa bukit dan aliran sungai besar. (detikcom)
Baca Juga :
Kapal Pinisi Tenggelam di Perairan TN Komodo, Empat Penumpang WNA Spanyol Masih Hilang
Kondisi Kampung Wae Tulu: Terisolasi Meski Berstatus Kelurahan
Meski secara administratif Wae Tulu masuk kategori kelurahan, kondisi infrastruktur nyatanya belum mencerminkan status tersebut. Tidak ada jalan beraspal yang dapat dilintasi kendaraan, bahkan ambulans Puskesmas hanya bisa menunggu di seberang sungai — membuat jalur darurat tidak efektif untuk kondisi medis gawat. (detikcom)
Warga setempat dalam beberapa pernyataannya mengatakan, musim hujan justru memperparah kondisi akses, karena arus sungai menjadi deras dan jalur tanah menjadi tidak dapat dilalui — sehingga kebutuhan dasar seperti kesehatan, perdagangan, dan pendidikan sangat terganggu. (detikcom)
Realitas Berulang di Daerah Terpencil NTT
Kisah penandu atau tandu manual untuk evakuasi pasien bukanlah hal baru di Nusa Tenggara Timur — bahkan pernah terjadi di daerah lain di Manggarai Barat pada awal tahun 2025, ketika seorang ibu hamil di Kampung Naba, Desa Compang Longgo juga harus ditandu karena jalan rusak sehingga kendaraan tidak bisa masuk. (detikcom)
Hal-hal seperti ini juga terjadi di wilayah lain di Indonesia karena akses yang buruk, terutama di kawasan perbukitan atau lembah terpencil. Namun di kasus Wae Tulu, yang menjadi semakin memprihatinkan adalah jarak yang jauh dan adanya sungai lebar yang harus diseberangi demi mencapai pertolongan medis. (detikcom)
Sorotan Publik dan Viral di Media Sosial
Video dan foto evakuasi ibu hamil tersebut telah viral di media sosial, memicu empati sekaligus kritik terhadap pemerintah daerah dan pusat. Warga menilai kejadian ini menjadi bukti nyata bahwa ketimpangan pembangunan infrastruktur masih terjadi di sejumlah wilayah terpencil di NTT. (detikcom)
Dalam unggahan warga yang tersebar luas, terlihat jelas betapa beratnya perjuangan ini: tandu bambu yang dipikul para pria bergantian, medan berbukit, dan arus sungai yang besar — semuanya menjadi tantangan nyata dalam memenuhi kebutuhan akses layanan kesehatan. (detikcom)
Harapan dan Seruan Warga
Warga kampung tersebut berharap agar pemerintah daerah dan pusat tidak lagi mengabaikan kondisi mereka. Harapan itu meliputi:
Pembangunan jalan yang layak dari kampung menuju jalan utama yang bisa dilalui kendaraan roda empat.
Pembangunan jembatan penyeberangan sungai, sehingga akses tidak tergantung pada kondisi cuaca atau musim.
Penggunaan dana desa atau program pembangunan lainnya untuk membuka akses dasar yang selama ini tak tersedia. (detikcom)
Beberapa warga bahkan mengusulkan pemekaran administratif agar mereka memiliki hak anggaran yang lebih besar, sehingga pembangunan infrastruktur dasar bisa didanai melalui dana desa. (detikcom)
Infrastruktur: Lebih dari Sekadar Jalan
Peristiwa ini menggarisbawahi satu hal penting: infrastruktur bukan sekadar jalan dan jembatan, tetapi juga merupakan penentu utama keselamatan warga—terutama dalam situasi darurat medis.
Tanpa akses yang memadai, konsekuensinya bukan hanya keterlambatan pelayanan, tetapi bisa berujung pada kematian atau komplikasi kesehatan yang lebih parah. Kasus Wae Tulu menjadi pengingat kuat bahwa pembangunan inklusif harus menyentuh wilayah-wilayah paling terpencil sekalipun, agar tidak ada warga yang merasa terabaikan secara geografis maupun administratif. (detikcom)
ketimpangan pembangunan infrastruktur
Peristiwa evakuasi ini bukan hanya sekadar berita viral. Ini merupakan krisis kemanusiaan kecil yang mencerminkan ketimpangan pembangunan infrastruktur di wilayah terpencil Indonesia, terutama di wilayah seperti Manggarai Barat — yang sering disebut sebagai pintu gerbang pariwisata kelas dunia (Labuan Bajo) namun masih meninggalkan sebagian warganya dalam keterbatasan akses dasar.

Komentar
Posting Komentar