Memeriahkan Tanah Lot Art & Food Festival 2025: Mengupas Keindahan Budaya dalam Gebogan Bali
Tanah Lot Art & Food Festival 2025: Gebogan, Budaya Bali, dan Kunjungan Rekor
Momen Pembukaan Penuh Pesona di Tanah Lot
Tanah Lot Art & Food Festival 2025 yang digelar pada 22–25 Agustus 2025, sukses memukau ribuan pengunjung. Festifal ini Mengusung tema "Prayajana Samudrasya Adiswara", dan dalam festival ini melibatkan 23 desa adat dalam bentuk parade dan pertunjukan seni. Acara yang begiti megah yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata ikonik ini, dengan target 30.000 orang selama festival berlangsung.
Kemeriahan pembukaan diawali dengan pemukulan alat musik tradisional okokan yang dilakukan oleh Wabup Dirga bersama jajaran Forkopimda Tabanan. Momen sakral ini kemudian diikuti oleh parade gebogan yang memukau, melibatkan delapan kelompok PKK dari desa adat se-Kecamatan Kediri.
Parade dimulai pada pukul 17.45 WITA dan mengambil rute dari gapura pintu masuk barat menuju panggung utama. Diiringi oleh latar belakang matahari terbenam yang mempesona, para perempuan Bali dengan anggun menjunjung gebogan atau sesajen berisi buah, kue, bunga, dan hiasan janur di atas kepala mereka. Sebuah pemandangan yang tidak hanya indah, tetapi juga sarat makna.
Gebogan: Sebuah Persembahan dan Apresiasi Seni
Gebogan atau Pajegan adalah sesaji sakral dalam upacara keagamaan umat Hindu di Bali. Secara umum, gebogan dibentuk dari tumpukan buah-buahan, jajanan, dan bunga yang disusun rapi di atas dulang. Sesaji ini biasanya dijunjung di atas kepala oleh para ibu dan gadis-gadis Bali untuk dihaturkan ke pura sebagai bentuk rasa syukur dan persembahan tulus kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan).
Filosofi mendalam dari gebogan terlihat dari bentuknya yang mengerucut seperti gunung, melambangkan alam semesta. Di puncaknya, gebogan dihiasi dengan canang sari dan sampyan, sebagai wujud bhakti ke hadapan Tuhan Sang Pencipta.
Nilai dari sebuah gebogan tidak diukur dari tinggi rendahnya, tetapi dari keikhlasan hati dalam menunjukkan rasa syukur. Inti dari pembuatan gebogan adalah Panca Rengga, yang melambangkan lima elemen buah dari alam semesta:
Buah yang lahir dari bunga: mangga, apel, jeruk, dan jambu.
Buah yang hanya sekali berbuah: pisang.
Buah yang lahir langsung dari pohon: nangka, durian, duku, dan leci.
Buah yang bersisik: nanas, salak, dan buah naga.
Buah yang berasal dari akar: bengkuang, sabrang, dan ketela.
foto :parade gebogan |
Parade gebogan di Tanah Lot Art & Food Festival 2025 menjadi pengingat yang indah akan kekayaan budaya Bali. Ini menunjukkan bagaimana tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi tetap hidup dan relevan, menjadi daya tarik utama yang memikat hati wisatawan dari seluruh dunia.
Baca Juga :
Melampaui Target: Festival Sukses Besar!
Kegiatan yang ditutup secara resmi pada Minggu, 25 Agustus 2025, oleh Bupati Tabanan, Komang Gede Sanjaya, ini berhasil melampaui target yang ditetapkan. Diperkirakan, total kunjungan festival mencapai lebih dari 30.000 orang per hari, jauh melampaui target awal. Pencapaian ini menegaskan posisi Tanah Lot Art & Food Festival sebagai salah satu daya tarik utama pariwisata sekaligus penggerak ekonomi masyarakat lokal.
Kesuksesan festival juga terlihat dari melonjaknya transaksi ekonomi. Melalui 65 stan UMKM dan kuliner yang dihadirkan, festival ini berhasil mencatat transaksi hingga Rp 400 juta dalam sehari. Hal ini membuktikan bahwa budaya dan seni dapat menjadi motor penggerak ekonomi kreatif yang kuat, memberikan manfaat positif bagi seluruh masyarakat Tabanan.
Komentar
Posting Komentar